Oleh: Yandi (Ketua PCM Ciawi)
TASIKMU.COM — Acara pengajian bulanan PDA Aisyiyah Kab. Tasikmalaya yang bertempat di PCA Ciawi atau tepatnya di Masjid Besar Nurul Iman ( MBNI ) Kec. Sukaresik berlangsung sukses dan semarak. Inilah acara pengajian Aisyiyah untuk pertama kalinya dengan jumlah peserta yang cukup masif sekira 400 orang hadir berdesakan memenuhi MBNI.
Bagi PCA Ciawi jelas ini sebuah milestone, mengingat belum pernah terjadi sebelumnya sebuah ormas menyelenggarakan pengajian dengan jumlah jamaah yang membuat MBNI nampak over kapasitas.
Ditambah pula dengan adanya stand bazar yang mengundang warga untuk secara spontan berpartisipasi menjual produknya. Sebuah blessings bagi warga sekitar termasuk para pedagang kecil yang turut merasakan benefit kehadiran jamaah Aisyiyah.
Tiga tahun lalu rasanya tidak terbersit akan ada sebuah kegiatan keagamaan yang bernuansa Muhammadiyah dengan mustami yang capaian jumlahnya belum pernah dilakukan oleh Ormas Islam lain. Aisyiyah lah yang pertama melakukannya.
Sebenarnya kami sebagai tuan rumah di PCA – PCM Ciawi, acara ini dikemas biasa saja, tidak begitu memikirkan aspek exposure-nya. Sehingga tidak ada banner atau spanduk yang terpasang diluar atau didalam MBNI. Sebagai pemberitahuan atau bentuk publikasi hanya pemasangan 22 pcs bendera Muhammadiyah saja.
Awalnya diniatkan biarlah masyarakat yang melihat dan mencari tahu sendiri. Dan benar saja ketika bendera Muhammadiyah telah terpasang beberapa warga bertanya ada apa gerangan. Mereka merasa “surprised” ketika diberi tahu tentang pengajian Aisyiyah – Muhammadiyah tingkat kabupaten Tasikmalaya.
Di Tasik utara keberadaan Muhammadiyah masih relatif baru, seiring dengan berdirinya PCM – PCA Ciawi juga PCM-PCA Rajapolah. Pengajian bulanan PDA ini dari sisi pengembangan dakwah jelas merupakan sebuah langkah awal yang penting untuk mengenalkan Aisyiyah – Muhammadiyah di Tasik Utara. Selama ini masyarakat hanya mengenal kebesaran Muhammadiyah lewat sekolah, universitas dan rumah sakitnya. Warga tidak pernah melihat langsung gerakan jamaahnya yang terhimpun dalam sebuah pengajian. Dan kali ini mereka menyaksikannya. Seeing is believing.
Jika direfleksikan bagi PCA Ciawi khususnya, pengajian bulanan menjadi sebuah entry point untuk berbenah diri. Menata organisasi agar bisa lebih menggeliat. Terutama rekrutmen kaderisasi dengan segera merangkul kader-kader alumni PTM yang ada.
Kepakan sayap dakwah Aisyiyah telah kita saksikan bersama dengan suksesnya pengajian bulanan. Semoga awal yang manis ini bisa menjadi endorsement bagi para aktifis Aisyiyah (juga Muhammadiyah) di Ciawi dan sekitarnya, untuk lebih menguatkan komitmen dan pengkhidmatan dalam bermuhammadiyah di Tasik Utara.
Dengan segala hormat dan takzim penulis, kemarin bisa kita saksikan para ibunda Aisyiyah Kab. Tasikmalaya banyak yang tidak muda lagi bahkan ada yang sudah berusia 80 th. Jika perempuan biasa mungkin cukup tinggal di rumah untuk menikmati masa pensiun sambil ngemong cucu.
Sayang mereka bukan perempuan biasa karena mereka adalah perempuan aktivis, para kader Aisyiyah militan. Usia dan kesehatan fisik tidak menjadi handicap baginya untuk terus melangkah dan berdakwah.
Devotion and loyalty, bakti dan kesetiaan serta spirit perjuangan telah menjadi bagian dari hidupnya. Tidaklah sepadan rasanya jika para kader Aisyiyah Ciawi lebih banyak mengeluh dengan berbagai alasan “atuda ini atuda itu“. Dari sinilah para aktivis Aisyiyah Ciawi bisa mengambil inspirasi sekaligus keteladanan yang ditunjukan para perempuan militan ini. Wallahu ‘alam.
