Oleh Fawaz Mohamad Irsyad
Sebagai organisasi yang bergerak di bidang dakwah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) selalu berupaya untuk menjalankan misinya sebagai langkah dalam mewujudkan pelajar muslim yang berkemajuan.
Beragam cara dilakukan untuk mengimplementasikan dakwah sebagai wujud dari nilai-nilai yang dimiliki oleh IPM. Di antaranya, nilai ketuhanan, kekaderan, pengetahuan dan kemasyarakatan.
Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada terbatasnya pergerakan organisasi dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang melibatkan sekumpulan orang, sehingga terpaksa menunda bahkan membatalkan program yang sudah direncanakan. Hal tersebut pula dirasakan oleh Pimpinan Cabang (PC) IPM Leuwisari saat terpaksa mengadakan pesantren Ramadan berbeda dengan tahun-tahun biasanya.
PPAI Sebagai Rutinitas Tahunan
Setiap bulan Ramadan tiba, PC IPM Leuwisari selalu mengadakan kegiatan pesantren Ramadan yang berlangsung selama 25 hari. Acara itu bertempat di Kompleks Pendidikan Muhamadiyah Leuwisari, tepatnya di Kp. Rawa.
Nama pesantren kilat ini dikenal dengan sebutan Pembinaan Pendidika Al-Islam (PPAI). PPAI telah berjalan selama 28 tahun, terhitung sejak 1992.
Kegiatan ini digagas oleh IPM (saat itu IRM), dengan tujuan memberikan pembinaan dan pendidikan tentang Al-Islam di kalangan pelajar, agar mampu mengaplikasikan nilai-nilai agama Islam pada kehidupan sehari-hari.
PPAI memiliki peserta yang sangat beragam. Mulai tingkat TK sampai tingkat SMA. Rata-rata peserta lebih dari 200 orang, per tahun. Persentasenya: TK 10%, SD 50 %, SMP 35 %, dan SMA 15 %.
Instruksi PCM dan Aspirasi Masyarakat
Pada tahun ini, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Leuwisari meminta kepada PC IPM Leuwisari untuk tidak mengadakan PPAI, selama masa darurat Covid-19. Ketua PCM Leuwisari, Bapak Nunuh, dan sekertaris PCM Leuwisari, Bapak Karom Mukarom, meminta langsung kepada Panitia Pelaksana PPAI.
Padahal, sebelumnya, PC IPM Leuwisari telah melaksanakan rapat untuk membentuk kepanitiaan PPAI yang ke-28.
Rencana meniadakan PPAI sempat menimbulkan kecemasan di tengah masyarakat Kp. Rawa, Kalieung khususnya. Masyarakat biasa menitipkan putra-putrinya untuk belajar agama di PPAI selama Ramadan. Mereka masih berharap agar IPM tetap mengadakan PPAI tahun ini.
Kegiatan PPAI pun merupakan hal yang selalu ditunggu-tunggu oleh para pelajar. Mereka selalu semangat mengikuti setiap kegiatan PPAI. Program ini mengisi waktu mereka selama bulan Ramadan dengan berbagai kegiatan. Bukan hanya pembelajaran, namun ada juga lomba-lomba yang bisa menghibur mereka. Antara lain lomba nasyid, drama lucu, pawai taaruf, cerdas cermat, dan lain-lain.
Selain itu, terdapat pula kegiatan literasi. Yaitu peningkatan membaca, berkerjasama dengan Pimipinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Leuwisari. Tujuan program ini tidak lain untuk mendorong para peserta agar meningkatkan minat baca.
Berbagai program itulah yang membuat masyarakat selama 28 tahun memberikan kepercayaan kepada IPM untuk mendidik dan membina putra-putri mereka selama bulan Ramadan, melalui kegiatan PPAI.
PPAI berbasis Digital
Di tengah aspirasi masyarakat dan instruksi dari PCM yang saling bertentangan, panitia PPAI pun berupaya untuk mencari solusi terhadap permasalah ini. Setelah memperhatikan berbagai aktivitas pada saat masa darurat Covid-19, mayoritas mengadalkan gadget, khususnya pada pembelajaran di sekolah.
Panitia PPAI pun berisiatif untuk mengadakan PPAI secara online, dengan mengadalkan aplikasi yang sangat popular di masyarakat yang digunakan sebagai media komunikasi, yaitu aplikasi WhatsApp.
Meski begitu, tantangan utama pada pelaksanaan PPAI berbasis digital adalah cukup membebani pelajar, seperti tidak punya gadget atau kehabisan kuota. Tapi, lasan bahwa mereka yang tidak memiliki gadget sebenarnya bisa ditanggulangi dengan menggunakan gadget orangtua atau saudaranya.
Selama masih bisa mengusahakan untuk tetap menjalan PPAI, walaupun tidak semua pelajar bisa mengikuti, bukan berarti PPAI harus ditiadakan. Dengan demikian, panitia langsung gencar melakukan sosialisasi melalui pamplet yang disebar melalui grup WhatsApp dan media sosial lain. Panitia mengiformasikan konsep kegiatan dan pendaftaran.
Tingkat Partisipasi Menurun
Tingkatan yang paling banyak mendaftar adalah peserta tingkat SMA. Jumlah peserta mencapai 30 orang. Menyusul tingkat SD, 11 orang. Meskipun mengakui jumlah peserta tidak sesuai dengan harapan, panitia tetap melangsungkan kegiatan, sesuai rencana.
Hal itu dimaklumi, karena sudah terprediksi bahwa tidak semua pelajar memiliki gadget, sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan. Selain itu, juga ada sebagian peserta yang memilih untuk bergabung dengan pesantren Ramadan yang tetap didakan secara langsung oleh beberapa tempat-tempat pengajian yang berada di Kp. Rawa.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan PPAI ke-28 mulai dijalankan pada tanggal 4 Rmadan, sampai 24 Ramadan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan setiap pagi dan sore.
Saat pembelajaran berlangsung, para peserta sangat antusias, walau dengan beberapa keterbatasan. Pembelajaran berjalan secara interaktif antara guru dan peserta, bahkan tidak jarang diskusi berjalan hingga melampaui batas waktu yang ditentukan.
Para guru yang diberi kepercayaan sebagai tenaga pengajar merupakan orang-orang yang kompeten di bidang ilmu agama dan berasal dari lulusan kampus-kampus terbaik di dalam maupun luar negeri.
Guru-guru tersebut adalah Ust. Jami Nurul Azmi, Lc (Universitas Madinah), Ust. Irfan Ansori,S.Sy (UMS), Ust. Zia Ulhaq, S.Sy (UMS), Ust.Apipudin (IAIC), Ust. Irmasyah, S.Pd.I (STAI), dan Ust. Abdul Mukit (Pendidikan Bahasa arab).
Apresiasi dari Masyarakat
Peserta mengaku sangat terbantu dengan PPAI berbasis daring. Dengan adanya PPAI, waktu-waktu mereka di bulan Ramadan dapat diisi dengan kegitan yang bermanfaat.
Tidak hanya peserta, orangtua peserta pun turut mengucapkan terima kasih kepada panitia PPAI yang telah membimbing dan mengajarkan anak-anak mereka selama Ramdan dengan kegiatan pembelajaran agama.
Para orangtua berharap agar kegiatan PPAI yang diadakan oleh IPM bisa tetap eksis selama bulan Ramadan. Mengingat bahwa pentingnya menanamkan nilai-nilai religius di kalangan para pelajar melalui pendidikan. Membimbing para pelajar agar senantiasa meningkatkan semangat dalam mengaplikasikan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan.
PPAI sebagai Bentuk Kaderisasi
Bukan sekadar mengisi waktu Ramadan, kegiatan PPAI juga merupakan bentuk kaderisasi IPM. Tidak sedikit yang telah menjadi peserta PPAI, ingin lebih mengenal IPM. Akhirnya bergabung bersama IPM yang sebelumnya mereka tidak tahu apa-apa tentang IPM.
PC IPM Leuwisari optimis bahwa kegiatan PPAI akan terus melahirkan generasi-generasi muslim yang mampu menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam, sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.