TASIKMU—Beberapa pekan lalu, LAZIS Muhammadiyah Kabupaten Tasikmalaya kedatangan tamu. Kamal Darmawan, namanya.
Kamal mengaku warga Cimahi. Hampir empat tahun merantau di Salaman, Magelang. Kamal usaha kreditan. Sementara istrinya, Yuhana, sempat bekerja di warung nasi, sebagai pelayan.
Sekitar dua bulan lalu, ia beserta keluarga memutuskan pulang ke Cimahi. Rombongan dengan warga lainnya, menyarter pick up. Tetapi PSBB menghambat perjalannya. Petugas Gugus Tugas Covid-19 di perbatasan Ciamis-Ciawi memaksa kendaraan balik arah.
“Tapi kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, dejangan cara menyusuri jalur pantai selatan Jawa Barat,” Kamal berkisah.
Di perjalanan, rombongan beristirahat di Simpang, Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya. Yuhana teringat akan kakeknya, yang tinggal di Kp. Kebonkai, Parakanhonje, Bantarkalong.
Kamal tak punya hand phone. Yang jadi andalan hanya memori lawas istrinya. Mereka memutuskan menyusuri jejak-jejak saudara di Kebonkai. Sementara rombongan yang lain melanjutkan perjalanan.
Ternyata sang kakek sudah lama tiada. Bibi dan uwaknya juga entah di mana. Tapi masih ada kerabat-kerabat kakeknya Yuhana. Mereka cukup humanis. Berlapang tangan menyambut mereka, hingga menyediakan tempat tinggal untuk sementara.
“Kami ngontrak. Tapi alakadarnya saja. Kalau kami punya uang, ya, bayar. Kalau enggak, yang punya tidak menekan. Karena masih kerabat,” aku Kamal lagi.
Lokasi kontrakan Kamal sekeluarga kini di depan kantor Koramil Karangnunggal. Sudah lebih-kurang dua bulan mereka di sana.
Sudah tak terpikir lagi bagi Kamal kembali ke Cimahi. Takut membebani keluarga, katanya. Ia bertekad melanjutkan usaha di Bantarkalong. Tapi modal belum punya.
Kamal pun datang ke kantor LAZIS Muhammadiyah Kota Tasikmalaya. Tapi ia tinggal di teritori Kabupaten Tasikmalaya. Ia pun disarankan datang ke kantor LAZIS Muhammadiyah Kabupaten Tasikmalaya.
Kamal datang bukan untuk meminta. Melainkan menawarkan kerja sama pemberdayaan ekonomi umat. Sistemnya bagi hasil laba usaha. Ia punya pengalaman.
Lazis Muhammadiyah Kabupaten Tasikmalaya merespon dengan positif. Bantuan permodalan kemudian disiapkan.
“Semula kami mendorong usaha nasi uduk dan nasi kuning. Tapi, setelah meninjau ulang, jadinya usaha bakso bakar dan cilok goang,” terang Mamat Kohimat dari Lazis Muhammadiyah.
Abdurazak, Ketua Lazis Muhammadiyah Kabupaten Tasikmalaya telah meninjau kediaman sementara Kamal. Sekalibug menyalurkan bantuan peralatan masak.
Sementara itu, Kamal melakukan survai tempat usaha. Diputuskanlah, bahwa ia akan mulai usaha di halaman Alfamart Simpang, Bantarkalong.