CIPATUJAH, TASIKMU—Muhammadiyah, sebagai organisasi massa di bidang keagamaan, sejauh usianya yang lebih dari satu abad, sudah menyebar di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke beberapa negara luar. Meski demikian, penyebarannya belum merata sampai ke semua tingkat kecamatan.
Untuk tingkat kecamatan, garis organisasi Muhammadiyah disebut “Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM)” yang membawahi “Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM)”. Satu PCM sekurang-kurangnya mesti ditopang oleh empat PRM.
Salah satu kecamatan di Indonesia yang di dalamnya belum berdiri PCM adalah Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya. Walaupun di daerah pesisir ini terdapat beberapa individu yang berapilisai ke—atau bahkan berideologikan—Muhammadiyah.
Sejak beberapa tahun silam, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tasikmalaya mulai merambah Cipatujah. Dalam arti menjajagi atau merintis jalan untuk pembentukan PCM Cipatujah. Berkali-kali PDM menginisiasi program kemanusiaan di sana.
Untuk kali kesekian, pada Ahad (4/8/2019); PDM Kabupaten Tasikmalaya melangsungkan program pengobatan gratis. Rombongan PDM—sebanyak 12 mobil—bertolak dari Singaparna pukul 07.00 WIB. Menuju lokasi di Kampung Cibunut, Desa Ciheras, Kecamatan Cipatujah. Tepatnya di Masjid Al-Muttaqien, yang tidak jauh dari bibir pantai.
Dalam rombongan tersebut antara lain perwakilan dari PDM Kabupaten Tasikmalaya, Aisyiyah, PCM Leuwisari, PCM Padakembang, PCM Singaparna, PCM Tanjungjaya, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, MDMC, dan lain sebagainya.
Bertindak sebagai sponsor kegiatan adalah Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sodaqoh Muhammadiyah (LazisMu), bekerja sama dengan Klinik Aisyiyah-Muhammadiyah Singaparna Asy-Syifa. Ikut bersinergi juga para mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS).
“Muhammadiyah bergerak dalam hal-hal yang nyata. Kongkrit. Bermanfaat bagi masyarakat banyak. Tidak sekadar berbuih-buih ngomong tetapi tidak ada dampaknya,” ujar Ketua PDM Kabupaten Tasikmalaya, Dadan Ahmad Sofyan.
Sedemikian jauh, Dadan mengaku, bahwa ia bergerak di wilayah Cipatujah dalam bidang sosial sudah sejak 2011. Tetapi, mulanya ia tidak membawa “bendera” Muhammadiyah, melainkan secara individu. Beberapa ekor sapi sudah ia “hadiahkan” kepada masyarakat Cipatujah untuk disembelih dan dibagikan dagingnya.
“Insya Allah, pada Idul Adha tahun ini saya akan kembali ke sini. Saya akan bawa tiga ekor sapi untuk tiga desa di Kecamatan Cipatujah. Salah satunya di sini, di Desa Ciheras,” lanjut Dadan. Pernyataannya ini disaksikan langsung oleh Kepala Desa Ciheras, Badrusalam.