Kabar

“Buzzer Kemanusiaan” Yang Tertinggal

TASIKMU.COM–Ada organisasi yang usianya lebih tua dari negara Indonesia. Kiprahnya sudah diuji oleh masa, dengan usianya lebih dari sepuluh dasawarsa. Dengan bernama Muhammadiyah, semua gerak amalnya dilakukan secara terarah. Dengan dasar kemanusiaan, semua dilakukan dengan penuh keikhlasan. Namun, ikhlas dan niat baik saja tidak cukup. Karena itu melihat dan mengikuti perkembangan zaman merupakan suatu konsekuensi agar bisa selalu hidup.

 

Dalam aspek filantropi dan kemanusiaan, Muhammadiyah mempunyai underbouw Lazismu, katanya. Gerakan menghimpun dana yang sejatinya dilakukan secara konvensional, menjadi salah satu rutinitasnya. Namun perkembangan zaman sudah tak terhindarkan. Aspek dunia nyata menjadi dunia digital, merupakan tuntutan dari kebutuhan. Maka dari itu diselenggarakan sebuah pelatihan untuk membaca zaman sekaligus menyampaikan pesan kemanusiaan.

 

Diselenggarakanlah pelatihan jurnalistik (digital) dan kepenulisan. Pesan kemanusiaan dengan menyesuaikan zaman merupakan kewajiban. Yogyakarta merupakan kelahiran Muhammadiyah, sekaligus tempat diselenggarakan pelatihannya. Tiga hari di akhir bulan Maret (28-30) merupakan waktu yang sebentar, namun antusiasme untuk menjadi “buzzer kemanusiaan” begitu tak terhindar. Tiga puluh orang mencoba membaca zaman demi perkembangan masing-masing lembaganya di kampung halaman.

 

Agak aneh memang istilah “buzzer” muncul, namun aspek itu yang belum bisa disentuh oleh ayahanda/ibunda pimpinan prohresip sponsor “Islam Berkemajuan” tentang kebutuhan zaman. Lihatlah jumlah aset AUM (Amal Usaha Muhmmadiyah) yang tersebar di Indonesia yang mayor, tak selaras dengan jumlah interaksi & followers di medosnya yang begitu minor.

 

Katanya Muhamadiyah merupakan gerakan pembaharu atau tajdid. Namun dalam dunia digital gerakannya masih konservatif. Termasuk dalam kemanusiaan dan kefilantropian, mungkin karena tagline “banyak kerja, sedikit bicara”, maka banyak fundraising dan kegiatan –kerja– di mana-mana, namun sedikit publikasi dan dokumentasi –bicara– di dunia maya.

 

LazisMu banyak mendapat penghargaan. Muhamamdiyah sudah teruji oleh zaman. Usianya sudah tua di dunia nyata. Namun ia masih merangkak di dunia maya. Karena itu meskipun di dunia digital sudah tertinggal, akan tetapi asa untuk menjadi pembaharu selalu terkepal. Semangat yang mulai tumbuh. Disertai juga butuh keterlibatan pimpinan dalam menjalankan program syiar dalam dunia digital, begitu kata mas Arif selaku inisiator “buzzer” & petugas Muhammadiyah.

 

Maka pelatihan ini diharapkan membangun kepekaan kader tentang zaman digital dan pesan kemanusiaan. Harapannya menjadi yang terdepan dalam melakukan pesan filantropi dan kemanusiaan. Sekaligus pembaharu dalam dunia digital. Tidak ada yang salah tertinggal, selagi asa masih berjalan untuk mengejar. Karena gerakan ini merupakan gerakan kemanusiaan sekaligus membaca zaman secara prohresip, maka dari itu diselenggarakan pelatihan Lazismu Journalist Scholarship.

Citizen Journalism

Komentari

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tren

Laman ini didedikasikan untuk warga net mengedepankan kedekatan. Terbuka untuk terlibat menuangkan gagasan ke dalam tulisan dan mewartakan aktivitas lapangan sejalan dengan kaidah jurnalistik.

SIlakan bergabung.

Kontak kami

Alamat: Jl. Kalawagar Singaparna Tasikmalaya
Telefon: (+62) 01234-5678
Email: redaksi@tasikmu.com

Copyright © 2019 TASIKMU | MVP | powered by Wordpress.

Ke Atas