Nalar

Islam Milenial: Upaya Menciptakan Generasi Baru Muslim (tanpa Masjid) Bagian II

Sebagai sebuah peradaban baru, revolusi industri 4.0 yang melahirkan generasi milenial bisa kemungkinan hidup dengan kekosongan spiritual serta lumpuhnya kompas moral. Diperlukan suatu terobosan baru agar generasi milenial bisa diarahkan dan dibentuk dalam masyarakat yang menjunjung tinggi akhlak dan moral. Karakter masyarakat milenial yang serba instan dan serba daring harus mampu dibaca dan digunakan untuk merumuskan formulasi dakwah dengan gaya baru. Upaya untuk menafsir Alquran harus mampu menancapkan pada hati nurani sehingga terciptalah fatwa yang berkeadilan.

Nilai-nilai ketauhidan harus mampu hidup dalam generasi milenial sehingga menciptakan tatanan masyarakat yang sesuai dengan ridho-Nya. Tidak adanya otoritas agama yang kaku, serta ayat-ayat Alquran yang ditafsirkan oleh para mufassir menjadi mudah dipahami dan lebih membumi, serta adanya  ayat-ayat yang memberikan transformasi dan respon sosial, menjadikan generasi milenial lebih transenden dan mampu mengeksternalisasi firman-firman Allah SWT dan berekspresi sesuai dengan zamannya.

Semua itu bisa berlangsung dengan pengawasan nilai-nilai keagamaan serta terimplementasikannya nilai-nilai moral yang menyertai jalannya peradaban milenial. Disini sudah seharusnya para intelektual pemikir Muslim menghasilkan narasi Islam kekinian dengan melakukan pendekatan kultural di era peradaban milenial dengan cara akomodatif dan adaptif. Karena konteks masyarakat saat ini bukan hanya masyarakat tribal society, bukan hanya masyarakat post-Industrial, tetapi yang –meminjam istilah Kuntowijoyo- kekinian dan kedisinian adalah masyarakat milenial, masyarakat uber -meminjam istilah Rhenald Kasali-. Sudah seharusnya pula kaum intelektual menciptakan gagasan transformasi sosial yang bisa dilakukan oleh masyarakat milenial sehingga bisa menjadi narasi baru dan menjadi sebuah gerakan sosial baru.

            Dengan menggunakan pendekatan kultural milenial, maka upaya untuk menggembirakan nilai-nilai ke-Islaman dan menanamkan narasi-narasi pesan Islam yang dilakukan berdasarkan konteks, maka ruh-ruh Islam akan benar-benar hidup dalam realitas empiris serta mengubah keadaan masyarakat ke arah transformasi sosial yang diridhai oleh Allah SWT dengan cara kekinian. Disinilah terjadi dialog antara meningkatnya keimanan seseorang dengan kemampuan adaptif pada zaman now. Semuanya bermuara pada terciptanya percakapan dan interaksi sosial di medsos dan yang lainnya dengan cara beragama yang mencerahkan, menjunjung tinggi keadaban serta nilai-nilai universal Islam dan menjadi alat untuk rahmat bagi semesta alam.

Citizen Journalism

Komentari

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tren

Laman ini didedikasikan untuk warga net mengedepankan kedekatan. Terbuka untuk terlibat menuangkan gagasan ke dalam tulisan dan mewartakan aktivitas lapangan sejalan dengan kaidah jurnalistik.

SIlakan bergabung.

Kontak kami

Alamat: Jl. Kalawagar Singaparna Tasikmalaya
Telefon: (+62) 01234-5678
Email: redaksi@tasikmu.com

Copyright © 2019 TASIKMU | MVP | powered by Wordpress.

Ke Atas