SINGAPARNA—Sejak awal berdirinya di daerah Kauman, Yogyakarta, kini Muhammadiyah menginjak usianya yang ke-107 tahun. Khusus untuk Muhammadiyah di wilayah Jawa Barat, sejak awal masuk ke daerah Garut, usianya kini sudah 100 tahun (satu abad).
Hal tersebut disampaikan oleh Dikdik Dahlan, yang mewakili Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat, pada acara puncak perayaan milad ke-107 Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tasikmalaya.
Pada Rabu (21/12/2019), PDM Kabupaten Tasikmalaya menggelar tabligh akbar di aula Pondok Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon. Ratusan warga Muhammadiyah hadir. Bahkan sebelumnya sempat mengikuti pawai silaturahmi, dari kampus pendidikan Muhammadiyah Singaparna menuju lokasi tabligh akbar.
“Dikatakan sudah 100 tahun, karena pada 1919, Muhammadiyah mulai masuk ke Garut, walaupun menggunakan nama Al-Hidayah. Itu memang salah satu ihtiar K. H. Ahmad Dahlan dalam menyebarluaskan Muhammadiyah, sebelum keluar staatsblad atau semacam SK dari pihak Hindia Belanda,” Dikdik menuturkan.
Dikdik sendiri sejak lama melakukan penelitian seputar sejarah Muhammadiyah di Jawa Barat. Bahkan ia pernah menulis buku, yang kemudian terbit dengan judul Sang Surya di Tatar Sunda.
Sejauh pengetahuan Dikdik pula, setelah masuk ke daerah Garut, Muhammadiyah kemudian berkembang ke Tasikmalaya, sebelum masuk ke daerah lainnya di Jawa Barat. Ia juga tidak menapikan jasa-jasa orang Tasikmalaya yang telah membesarkan Muhammadiyah di wilayah Jawa Barat (Bandung).
“Kalau boleh jujur, di Jawa Barat atau Bandung sekalipun, Muhammadiyah besar berkat jasanya orang-orang Tasikmalaya. Yang mendirikan amal usaha milik Muhammadiyah di Bandung itu, seperti Pesantren Tegallega dan SMA Kancil, itu atas suport orang Tasikmalaya. Tepatnya keluarga Kancana Saparakanca dari Rawa, Leuwisari,” tambahnya.
Sementara terkait pelaksanaan puncak perayaan milad ke-107, atas nama PWM Jawa Barat, Dikdik menilai PDM Kabupaten Tasikmalaya sudah tepat mengundang Dahlan Rais sebagai pembicara utama.