Oleh : Yandi
(Ketua PCM Ciawi – Tasikmalaya)
TASIKMU.COM – Pada bulan Maret 2018, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan acara konsolidasi nasional dalam rangka menyongsong hajatan akbar Pemilu 2019. Forum tersebut menghasilkan sebuah keputusan baru yang belum pernah ada sebelumnya yaitu dicetuskannya Jihad Politik Muhammadiyah atau Jipolmu. Sebagai implikasinya Muhammadiyah akan mendorong para kader yang memiliki kapasitas dan passion dalam politik untuk ikut berkontestasi dalam pemilu legislatif 2019.
Menjelang pemilu serentak tahun 2024, Pimpinan Pusat Muhammadiyah kembali menyelenggarakan acara serupa yang digagas oleh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah. Acara ini berlangsung pada tanggal 16 – 18 sepetember 2023 bertempat di Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) dan Hotel Puri Asri Magelang.
Muhammadiyah telah mencapai kesuksesan di bidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial. Namun para kader dan aktivis menyadari dalam urusan politik Muhammadiyah masih berada di papan bawah.
Sebagai organisasi keagamaan, Muhammadiyah belum menjadikan politik sebagai ladang dakwahnya. Salah seorang Ketua PP Muhammadiyah, almarhum Bahtiar Effendy pernah menyatakan curahan hatinya bahwa organisasi sebesar Muhammadiyah ini sepertinya tidak memiliki kegairahan dan semangat yang sungguh-sungguh dalam bidang politik.
Jipolmu PWM Jatim
Digulirkannya Jipolmu merupakan bentuk terobosan Muhammadiyah untuk membangun “mindset” bahwa politik juga merupakan area dakwah yang sama pentingnya. Bahwa dakwah juga membutuhkan politik adalah kenyataan yang sulit dibantah. Secara praksis dakwah membutuhkan endorsement politik karena dengan politik (kekuasaan) dakwah akan berkembang lebih akseleratif.
Sangat ironis warga Persyarikatan baru menyadari pentingnya politik ketika langkah dakwahnya diganggu, oleh pihak-pihak tertentu di Senayan sana, yang tidak suka dengan dakwah Muhammadiyah dan mencoba mereduksi eksistensi Muhammadiyah.
Lolosnya Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit adalah bukti konkritnya. Sebagaimana diketahui bunyi pasal 7 ayat 4 secara tegas menyatakan, hanya mengizinkan badan hukum yang khusus bergerak di bidang perumah sakitan saja yang boleh diberi izin mengelola rumah sakit. Beruntung Muhammadiyah berhasil melakukan jihad konstitusi ke MK dengan melakukan gugatan melalui judicial review yang akhirnya diterima pada tahun 2014.
Realitas tersebut memicu ketua PWM Jatim melakukan ijtihad politik pada pemilu 2019 dengan mendorong dua orang wakil ketua PWM ikut serta dalam pemilu legislatif 2019.
Yang pertama adalah Prof. Zainudin Maliki yang ditugaskan sebagai calon legislatif DPR RI melalui Partai Amanat Nasional (PAN), Dapil Lamongan-Gresik. Kedua adalah Najib Hamid yang diberi tugas sebagai calon anggota DPD RI Dapil Jatim.
Sebagai bentuk kesungguhan dalam mengimplementasikan Jipolmu ini, PWM Jatim membentuk tim Jipolmu mulai tingkat wilayah sampai ke tingkat pimpinan daerah (PDM). Masih terngiang diingatan penulis ketika kami dikumpulkan di kantor PWM, Kyai Saad Ibrahim sosok humble yang dikenal memiliki jiwa leadership yang tegas, lugas dan assertive. Menginstruksikan kepada seluruh ketua PDM, pimpinan ortom dan pimpinan amal usaha Muhammadiyah (AUM) untuk mengeluarkan 20 persen dari kas yang ada sebagai biaya operasional Jipolmu.
Mendapat perintah seperti itu seluruh tim Jipolmu PDM yang telah dibentuk langsung bergerak. Kerja dakwah dikonversi menjadi kerja-kerja politik : berkampanye, melakukan konsolidasi, dan pemasangan APK.
Dengan semangat militansi kader , mulai dari pimpinan ranting, cabang, daerah, Aisyiyah, ortom dan seluruh karyawan AUM bergerak untuk menyukseskan misi perjuangan Jipolmu ini. Bersyukur, kerja keras itu membuahkan hasil dengan lolosnya prof. Zainudin Maliki ke Senayan.
Beberapa waktu lalu penulis menghadiri undangan silaturahmi dengan James Muhammad Alfatih, wakil ketua MEK PWM Jabar yang telah diberi restu maju sebagai calon legislatif untuk DPR RI dari PAN Dapil XI Jabar.
Didampingi wakil ketua PWM Jabar prof. Yadi January yang menjelaskan pentingnya dukungan suara warga Muhammadiyah terhadap kader sendiri yang maju dalam pemilu legislatif 2024.
Selesai acara penulis merasa ada urgensi untuk menghidupkan kembali semangat Jipolmu Jatim di Jabar. Oleh karena itu harus ada tindak lanjut dan langkah-langkah praktis dan strategis agar seluruh warga Muhammadiyah mulai tingkat daerah, cabang dan ranting bergerak untuk memberi dukungan secara all out. Semoga kader yang direkomendasi oleh PWM ini sukses, sehingga Muhammadiyah Jabar punya wakil di DPR pusat yang akan menampung dan menjembatani aspirasi warga Muhammdiyah.